Sejarah Pendidikan Indonesia

 A. Pendidikan Di Nusantara Pada Masa Pra Kolonialisme

1. Pendidikan di Indonesia pada Masa Hindu-Buddha 

       Indonesia menerima agama, pengetahuan dan kebudayaan dari Negara 

tetangga seperti India.

Terdapat beberapa ciri pendidikan pada periode kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, antara lain:

a. Bersifat informal karena proses belajar mengajar tidak melalui institusi yang formal. 

b. Berpusat pada religi, yaitu ajaran agama Hindu dan Buddha. 

c. Aristokratis dimana pendidikan hanya diikuti oleh segolongan masyarakat saja, yaitu para raja dan bangsawan. Kaum bangsawan biasanya mengundang guru untuk mengajar anak-anaknya di istana disamping ada juga yang mengutus anak- anaknya yang pergi belajar ke guru-guru tertentu. 

d. Pengelola pendidikan adalah kaum Brahmana untuk agama Hindu dan para Biksu 

untuk agama Buddha


2. Pendidikan di Indonesia pada Zaman Penyebaran Islam

       Pada permulaan abad ke-16 dan mungkin di dalam abad ke- 13 banyak masyarakat yang dahulu memeluk agama Hindu kemudian memeluk agama Islam. Mungkin sekali agama 

Islam mereka telah disesuaikan dengan keadaan dan adat istiadat dan mungkin dengan kebudayaan bangsa Hindu. Proses penyebaran Islam dilakukan dengan berbagai jalan, mulai dari perdagangan, pernikahan, pengobatan, budaya, maupun pendidikan.


B. Pendidikan Di Nusantara Pada Masa Kolonialisme

1. Pendidikan pada masa penjajahan Portugis 

Pada permulaan abad ke-16, bangsa Portugis adalah bangsa Eropa yang pertama datang ke Indonesia. Kemudian, tidak begitu lama disusul oleh bangsa Spanyol. Tujuan utama mendatangi Indonesia adalah mencari rempah-rempah yang banyak dihasilkan oleh Maluku.

2. Pendidikan pada masa penjajahan belanda

       Mulai abad ke-16, bangsa Barat, yaitu bangsa Portugis (abad ke-15), lalu disusul oleh 

bangsa Belanda, dan diselingi bangsa Inggris (1811-1816) datang ke Tanah Air.

Dengan demikian, sekolah-sekolah itu mempunyai 

corak dan ciri-ciri Kristen. Kebanyakan sekolah yang ada baru berada pada tingkatan 

pendidikan dasar/rendah.

C. Pendidikan di Indonesia masa Kemerdekaan sampai dengan orde lama

a. Pendidikan Masa Kemerdekaan (1945-1950)

       Mohammad Yamin sebagai menteri pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan, pada masa itu memberikan penjelasan diposisi pendidikan sebagai landasa pembangunan 

masyarakat indonesia secara nasionalisme, yang artinya pendidikan itu harus mengangkat tata 

nilai sosial yang dijadikan identitas bangsa dengan corak tradisi,agama,budaya,bahasa,ras, dan sukunya yang beragam untuk menggantikan sitem pendidikan pada warisan kolonial. Secara garis besar, pendidikan nasional ialah bentuk reaksi pada sistem pendidikan yang dimana bersifat deskriptif serta elitis. Karena itu tujuan pendidikan nasional adalah 

membentuk masyarakat yang demokratis.


Perkembangan zaman telah membawa nusantara memasuki suatu masa yang di 

dalamnya terjadi interaksi dengan bangsa Eropa. Interaksi tersebut kemudian membawa dampak yang luas dalam berbagai lapangan kehidupan tidak terkecuali pendidikan.

       Pada 1536, penguasa Portugis di Maluku bernama Antonio Galvano mendirikan sekolah-sekolah seminari untuk anak-anak dari pemuka-pemuka pribumi. Pada permulaan 1850, didirikan 

sekolah Kelas I yang lamanya lima tahun. Sekolah ini disediakan pada anak-anak dari lingkungan pegawai Pamong Praja ditempatkan di kotakota keresidenan. Konteks pendidikan dan pengajaran ini pada prinsipnya adalah untuk memenuhi kebutuhan pegawai rendahan di kantor-kantor pamong praja atau kantor-kantor yang lain. Akibat dari penerapan Politik Etis, pemerintah Kolonial menganggap sebagai tugas pokok di lapangan Pendidikan adalah memberikan pengajaran rendah kepada bangsa Indonesia sesuai dengan kebutuhannya. Pasca 

kekuasaan kolonial Belanda dan berganti menjadi pemerintahan Jepang. Pada masa Belanda terdapat dua jenis pengajaran, yaitu pengajaran kolonial dan pengajaran Bumi Putra, oleh Jepang sistem seperti itu dihilangkan. Hanya satu jenis sekolah rendah saja yang diadakan bagi semua lapisan masyarakat, yaitu: Sekolah Rakyat 6 Tahun atau “Kokumin Gakko”. Sekolah-sekolah desa masih tetap ada dan namanya diganti menjadi Sekolah Pertama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemerintahan Orde Baru

Sejarah Penjajahan Portugis dan Kolonialisasi

Masa Pergerakan Nasional